X ATU1-cara memilih telur yang baik



Jangan Sampai Salah Pilih Telur! Panduan Santai ala Anak Agribisnis Ternak Unggas

Halo bro and sis! Selamat datang lagi di dzakyni.blogspot.com!

Telur. Si bundar ajaib ini pasti selalu ada di dapur kalian, kan? Mau digoreng, direbus, didadar, atau jadi bahan kue, telur itu wajib ada! Tapi, pernah enggak sih kalian bingung, "Telur yang bagus itu yang kayak gimana, ya?"

Nah, kebetulan banget nih, saya anak Agribisnis Ternak Unggas (ATU) di SMK Negeri 1 Kedawung. Jadi, urusan telur ini sudah jadi "makanan sehari-hari" kami, literally! Kita enggak cuma belajar cara beternak ayamnya, tapi juga bagaimana memilih dan menilai kualitas telur yang ciamik!

Daripada kalian cuma bisa pasrah ambil telur yang paling depan di warung, yuk kita bedah bareng-bareng cara memilih telur yang baik dengan bahasa santai dan contoh yang gampang dicerna!


3 Poin Penting dalam Memilih Telur Berkualitas

Memilih telur itu kayak memilih jodoh (eh, bercanda!). Intinya, ada tiga hal utama yang harus kita perhatikan agar telur yang kita bawa pulang itu sehat, segar, dan bergizi optimal.

1. Perhatikan Bagian Cangkang (Si Baju Luar)

Cangkang itu ibarat "baju" pelindung telur. Kalau bajunya saja sudah robek, kotor, atau penyok, bagaimana mau melindungi isinya?

Cara Cek Cangkang:

  • Bersih dan Tidak Ada Kotoran: Telur yang baik cangkangnya bersih dari kotoran ayam (feses), lumpur, atau sisa pakan.

    • Analogi Santai: Kalau ketemu telur yang banyak "senjata rahasia" ayam menempel, mending skip. Itu tandanya sanitasi di kandang atau tempat penyimpanan kurang oke.

  • Utuh, Tidak Retak, dan Tidak Pecah: Cek baik-baik. Sedikit retakan (sering disebut hairline crack) saja bisa jadi jalur masuknya bakteri ke dalam telur.

    • Contoh Nyata ala SMK 1 Kedawung: Kami di lab ATU selalu pastikan telur yang baru diambil dari nest box (sarang) langsung dicek. Telur yang retak langsung disisihkan, enggak boleh dijual buat konsumsi umum. Telur yang retak itu ibarat pagar yang bolong, bakteri bisa masuk kapan saja!

  • Permukaan Kasar atau Berkapur Tipis: Telur yang sangat segar seringkali terasa sedikit kasar dan punya lapisan seperti kapur tipis (disebut bloom atau kutikula). Lapisan ini adalah pelindung alami dari bakteri.

    • Analogi Santai: Telur yang licin mengilap banget kadang malah sudah dicuci atau digosok terlalu keras, yang mana bisa menghilangkan lapisan pelindung alami tadi.

2. Lakukan Uji Coba Ringan (Si Tes Glow Up)

Kita enggak mungkin dong, buka satu-satu telur di pasar. Tapi, ada beberapa trik sederhana yang bisa kalian lakukan!

Tes Praktis:

  • Goyang Telur (Telur Tidak Bergerak): Pegang telur dan goyangkan pelan di dekat telinga. Kalau tidak ada suara "koclak-koclak" yang keras, itu pertanda bagus!

    • Penjelasan Ilmiah Sederhana: Telur yang sangat segar, isinya (kuning dan putih telur) masih padat dan memenuhi cangkang. Seiring waktu, air dalam telur menguap melalui pori-pori cangkang, dan kantung udara di dalamnya membesar. Kalau kantung udaranya besar, isinya jadi longgar dan terdengar koclak saat digoyangkan. Suara koclak = kurang segar.

  • Tes Apung (Kalau Ada Air): Kalau punya wadah air, coba masukkan telur. Telur segar akan tenggelam dan berbaring horizontal. Telur yang kurang segar akan sedikit berdiri tegak. Telur yang sudah tua akan mengambang.

    • Analogi Santai: Telur yang mengambang itu ibarat balon udara. Kenapa dia mengambang? Karena kantung udaranya (yang terbentuk seiring waktu) sudah sangat besar, membuat massa jenisnya lebih ringan dari air. Telur yang ngambang itu tanda "pensiun"!

3. Perhatikan Warna dan Ukuran (Ini Bukan Penentu Utama!)

Sering ada mitos kalau telur cokelat lebih sehat dari telur putih. Padahal...

  • Warna Cangkang: Warna cangkang (putih, cokelat, atau krem) TIDAK memengaruhi kandungan gizi atau rasa. Warna cangkang hanya dipengaruhi oleh ras atau jenis ayamnya. Ayam Leghorn menghasilkan telur putih, sementara ayam layer (petelur) cokelat menghasilkan telur cokelat.

    • Analogi Santai: Sama kayak kulit manusia. Mau kulitnya sawo matang atau kuning langsat, gizinya tetap sama, kan?

  • Warna Kuning Telur: Kuning telur yang warnanya pekat/jingga biasanya berasal dari ayam yang pakannya mengandung banyak pigmen alami (seperti daun-daunan, wortel, atau jagung kuning). Kuning telur kuning pucat juga tetap bergizi! Ini hanya soal apa yang dimakan si ayam.

    • Contoh Nyata ala SMK 1 Kedawung: Kami sering memberi pakan tambahan alami seperti tepung daun-daunan atau marigold untuk mempercantik warna kuning telurnya, tujuannya agar lebih menarik buat konsumen, tapi kandungan proteinnya sama saja dengan yang pucat.




Kesimpulan: Smart Buying Telur

Jadi, mulai sekarang jangan cuma tergiur harga murah, ya! Ingat tiga poin penting: Cangkang utuh, tidak koclak saat digoyang, dan tidak mengambang (kalau sempat dicek).

Sebagai anak ATU, kami diajarkan bahwa kualitas itu nomor satu. Telur yang baik adalah investasi untuk kesehatan kita.

Semoga tips dari anak Agribisnis Ternak Unggas SMK Negeri 1 Kedawung ini bisa mencerahkan kalian. Selamat berburu telur berkualitas, guys!


Punya pengalaman unik saat beli telur? Atau ada pertanyaan lain seputar dunia peternakan unggas? Komen di bawah ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

X ATU-karakteristik ternak unggas